Selasa, 04 Oktober 2016

STRATEGIC LEADERSHIP TRAINING

Strategic Leadership Training




Sejak terdaftar sebagai salah satu penerima manfaat beasiswa aktivis nusantara dompet dhuafa, kita mulai dibina dengan rangkaian training. pertama itu namanya FLC (future leader camp), seluruh penerima BA (beasiswa aktivis) diinepin di Bandung, kita disana kurang lebih seminggu di berikan rangkaian materi dan di pantau secara psikologis perkembangan dirinya.

DI lain waktu aku mau cerita tentang FLC. kali ini aku akan bercerita pengalaman selama kemarin ikut SLT (strategic leadership training) di kampung madani dompet dhuafa di daerah parung, Bogor.

Keberangkatan kami ke Jakarta dari Jogja diwarnai oleh drama. Kita kejar-kejaran dengan waktu karena telat naik keretanya.  satu rombongan telat, aku pikir cuman aku, fahmi dan sarah yang telat. jadi alfath, ibnu, sama yusuf sudah di stasiun nunggu. sementara yang mencetak tiket itu kartika.

Dari rumah condongcatur udah kebut-kebutan fahmi bawa motor, aku di bonceng dia,.Ternyata pas sampe depan portal masuk peron, anak-anak pada heboh ke cusomer service buat nyetak tiket lagi. kira-kira dua menit mau berangkat kartika datang dengan tergopoh-gopoh, kita masuklah ke peron di bantu security yang ikutan panik.

pas kita udah mau naik gerbong eh ternyata sarah ketinggalan dan harus nyusul pake kereta selanjutanya. Baru aja kita menginjakkan kaki di gerbong, kereta udah berangkat. nyaris banget ketinggalan kita semua. nyampe stasiun pasar senen kita nunggu dulu sarah sampe jam 3.00 shubuh, abis itu kita nyewa grab dua mobil ke Bogor,

Begitu sampai kami tidur dulu di masjid al-Madina namanya, masjidnya bagus, kepunyaan dompet dhuafa, katanya baru jadi.tidur sampe puas, paginya siap-siap buat acara.



Strategi Leadership Training



Acara SLT diadakan di aula Dzikir Rumah Sakit Terpadu Dompet Dhuafa. Rumah sakitnya besar untuk rumah sakit sosial yang non-profit.

pertama dibuka dengan pembukaan protokoler biasa, yang ga biasa aku lagi-lagi diminta mengisi do'a, kali ini do'a yang diminta adalah do'a kebangsaan. aku udah mempersiapkan do'a ini sejak di kereta api, sewaktu diminta mas Dimas mengisi do'a kebangsaan. referensiku adalah doa politisi Gerindra pasca pidato kemerdekaan presiden di sidang umum MPR. buat dijadikan referensi aja, soalnya isi do;a dan susunan yang aku buat versiku sendiri. aku nyisipin pasal 4 HMI di salah satu bait do'anya, "menjadi insan, akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT". sebuah doa yang baik, untuk diri sendiri, agama dan negara Indonesia.

Abis pembukaan ga ada kata sambutan dari siapa-siapa abis do'a langsung mater. dugaanku karena waktunya molor, soalnya pembukan itu jam 11.00 siang. padahal dalam jadwal harusnya jam 9.00 sudah pembukaan. 

1. Yoyok Riyo Sudibyo

Pak Yoyok Riyo Sudibyo duduk di tengah kemeja biru


Pemateri pertama adalah beliau, beliau adalah bupati Batang 2012- 2017. Pak yoyok terkenal karena beliau mendapat penghargaan Bung Hatta award tahun ini. Sebelunya penghargaan tersebut dipegang oleh Bu Tri Rismaharini pada tahun 2015. penghargaan tersebut diberikan kepada kepala daerah yang berhasil melakukan transparansi dan memberantas korupsi.

Pak Yoyok ini memang unik dilihat dari kesan pertama saja pakainya casual, tidak kaku yang biasanya bapak-bapak pakai seperti batik dan celana bahan plus sepatu pantofel. Kalo dia pake kemeja casual, celana jeans dan sepatu kets, khas anak muda. selain pakaiannya, cara ngomong dan berceritanya juga unik. dia selalu mengeluarkan kata-kata berbahasa Jawa dan mengeluarkan umpatan-umpatan khas Jawa. bagi sebagian orang yang bukan dari daerah Jawa tengah, kata-kata tersebut bakal terdengar asing,

Cara berceritanya juga lucu, ngomongnya ceplas-ceplos. pertama, dia nyeritain perjalanan dia dari kecil sampai lulus dari Akabri, mengabdi di TNI. kemudian sampai kepada dia memutuskan untuk ikut pemilihan kepala daerah. Tapi ternyata kepilih, suatu yang bahkan tidak dia sangka. ini pengalaman baru baginya, sehingga dia memulainya pengalaman di kebijakan publik dari nol.

Dia memberikan kita perspektif bahwa menjadi Bupati adalah jabatan terberat yang pernah dia empan. dia menceritakan bagaimana dalam pemerintahannya dia nyaris tidak bisa mempercayai siapapun. bahasaku dari penafsiran cerita pak yoyok, permasalahan utama beliau adalah di tubuhn birokrasi yang diam-diam mengkhinatinya dan pak yoyok menyadarinya. 

Beliau mengatakan pemimpin adalah orang yang dipilih untuk dikorbankan. berdasarkan pengalaman yang berat selama menjadi Bupati dia berkomitmen untuk tidak maju kembali di pilkada berikutnya. komitmenya ini sempat kami pertanyakan, namun ternyata dia serius, karena dia telah berjanji di hadapan rakyatnya bahwa dia tidak akan mencalonkan dirinya untuk kedua kalinya. 

selain prinsip hidup yang menjadi pelajaran. point yang paling berkesan menurutku adalah, hubungannya dengan ibunya yang sangat dekat, bahkan di usia pak Yoyok yang sekarang dia harus selalu menelpon orang tuanya. di forum pak yoyok bercerita bahwa sudah dua hari dia tidak menghubungi ibunya, kemudian ibunya memarahinyaa,

pelajaran penting selanjutnya adalah kegigihan. yang menyebabkan yoyok berbeda dengan orang kebanyakan adalah kegigihannya. dia sangat gigih dan berpegang teguh pada prinsip. hal ini yang membuat dia menjadi salah satu pemimpin teladan.

terimakasih pak yoyok atas pelajaran berharganya,. terakhir dia pesen kalo dari mahasiswa dia sangat terbuka untuk diundang dan dia juga pesen alat musik biar ketika girilannya berbicara ia bisa memainkan alit musik juga


bersambung ke part 2.......


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Pages

Mengenai Saya

Foto saya
jogjakarta, DIY, Indonesia
Mahasiswa Politik dan pemerintahan , Fisipol, UGM

Pengikut