Senin, 23 Oktober 2017

PENDADARAN

Foto 1 : Persiapan Sebelum Mulai Pendadaran

Jum’at, 29 September 2017 pukul 13.00 WIB adalah waktu yang tidak akan saya lupakan.
Tanggal dimana aku pendadaran.


Pendadaran adalah Istilah yang digunakan untuk Ujian Skripsi calon Sarjana S1. Dalam sidang tersebut, skripsi akan diuji dihadapan tiga orang dosen yang terdiri dari satu dosen pembimbing dan dua dosen penguji. Istilah ini ternyata beda-beda konsepnya di beberapa universitas, tapi sejauh pemahamanku Pendadaran yang aku tahu adalah Sidang hasil penelitian Skripsi sebagai tugas akhir dari Calon Sarjana.


Dosen pembimbingku adalah Mba Azizah. Dosen penguji pertama ialah, Mas Ashari sebagai penguji substansi, kemudian Mba There sebagai penguji metodelogi. Mba There menggantikan Prof. Purwo Santoso yang harusnya hari itu menguji namun beliau berhalangan hadir, sebuah keberuntungan bagi diriku. Padahal kalau aku diuji oleh Prof Purwo aku menjadi yang ketiga di angkatan 2012.



Foto 2: Bersama Dosen Pembimbing Mba Azizah, S.IP, M.Sc

Pada waktu ujian itu aku baru tahu ternyata dosen penguji itu dipilih oleh dosen pembimbing.  Mas Ashari dipilih karena beliau lulusan Amerika, sehingga matching dengan studi ku terkait think tank. Kedua, mba There dipilih karena beliau satu-satunya yang available untuk diminta dadakan menggantikan Prof. Purwo .


Persiapan sudah aku lakuan sehari sebelum ujian. Presentasi dibatasi oleh Mba Aziz hanya 10 slide, pada kenyataannya slideku berjumlah 12. Untuk mensiasati padatnya substansi aku mengkonsep slide yang penuh animasi dan tidak padat, selama ini aku selalu melihat jenis slide yang padat dan membosankan. Aku mendapatkan nasihat dari Binta untuk membuat slide yang simpel dengan merujuk pada Steve Jobs dan  memang presentasi Steve Jobs itu keren dan sederhana.


Malamnya, Aku sudah mempersiapkan setelan Jas  peninggalan Abah, Alhamdulillah ukurannya pas walaupun kurang pendek karena Abah lebih tinggi daripada aku. Selin itu aku juga mempersiapkan hal-hal kecil yang aku perlukan besok. Aku juga menyebarkan undangan ke beberapa group bagi yang ingin hadir ke sidangku. Aku tidak terlalu berhadap mereka datang, yang penting aku sangat suka kalau ada yang mau mengambil materi skripsiku untuk pengetahuan.


Besok siang sekitar jam 10.00 aku sudah siap dengan setelan Jas ku, aku keluar rumah kemudian pamitan ke Pak Yusuf, pamitan juga ke Ibu Utoro tetangga rumah. Aku berangkat menggunakan Gojek dan berangkat sebelum jum’atan pukul 11.00 WI. Aku merencakan Sholat Jum’at di Fisipol UGM.

Lokasi ujianku terletak di gedung fisipol lantai lantai 4. Di atas ternyata sudah ada Hafiz Noer yang menunggu mas gafar dosen pembimbingnya, menyusul kemudian datang Pramita, Suryo Ilham, Tefy, Irwan dan Hikari.  Mereka lah yang menjadi penonton sidang skripsiku. Sisanya telat dan berhalangan hadir. Mereka nanti yang membantu aku mempersiapkan ruangan dan menjadi penonton sidangku, bahkan Mita menyiarkan sidang skripsiku live di IG.

Aku mulai sidang pukul 13.15 WIB. Begitu dosen pembimbing dan penguji masuk, aku melihat draft skripsiku udah di corat-coret dan ada tanda-tanda lipatan. Artinya skripsiku sudah dibaca dan dikritisi.

Setelah Mba Mba Azizah masuk ruangan, suasana sudah tenang dan kemudian Beliau mempersilahkan aku untuk memulai presentasi dengan estimasi waktu 15-20 Menit. Kemudian aku memulai presentasi.

Presentasiku menghabiskan waktu 15 menit lebih. Setelah itu dimulailah sesi tanggapan oleh kedua orang dosen penguji. Diawali oleh tanggapan dari mas Ashari, beliau adalah alumni dari University of Delaware, beliau juga penerima beasiswa Fullbright dan Prestasi-USAID. Ia juga mengenal Andrew Rich, ilmuan politik dan ahli Think Tank yang desertasinya saya jadikan rujukan. Oh iya, Ia juga pernah menulis tentang think tank di On Think Tank (OTT) itu semacam komunitas pengamat dan Website yang khusus membahas soal think tank. Nah dalam skripsiku beberapa artikel di OTT aku jadikan rujukan. Jadi beliau memiliki kompetensi dalam studi penelitianku.


Aku banyak dapet masukan dari mas Ashari, terlebih soal policy making process di zaman Soeharto. Aku direkomendasikan  membaca desertasinya Rizal Malarangeng yang diterbitkan di Indonesia tahun 2004 oleh KPG judulnya, “Mendobrak Sentralisme Ekonomi: Indonesia 1986-1992” .Buku yang aku temukan di perpustakaan Filsafat. Buku itu menyatakan bahwa walaupun pemerintahan Soeharto itu Otoriter namun tidak monolitik, ia masih membuka pintu kesempatan kepada pihak-pihak lain yang disebut sebagai kelompok-kelompok epistemik untuk turut berkontribusi dalam proses perumusan kebijakan. Soeharto membiarkan mereka berdebat kemudian akan memilih pendapat yang terbaik untuk diadopsi menjadi keputusan.


Beliau menyorotiku di bab 4 dimana aku tidak konsisten dalam metode kualitatif, karena aku menggunakan rumus-rumus hasil kreasiku sendiri yang cenderung Kuantitatif. Sebenarnya rumus-rumus itu adalah hasil daya imajinasiku berdasarkan pembacaan terhadap konsep "Exercising Power" dari Teori Tiga Dimensi Kekuasaan Steven Lukes (1973). Sesuatu yang aku tertawakan kemudian bahwa ternyata hasil kreasiku ini lebih ke arah sok tahu.


Kedua, aku mendapat masukan dari Mba There yang menyoroti metode pengambilan data yang menggunakan metode wawancara sebagai sumber primer. Melihat tanggal waktu wawancara dan ujian seharusnya sumber literatur itu menjadi dicantumkan sebagai sumberprimer sementara wawancara menjadi sumber sekunder karena hanya mengkonfirmasi. Mba There juga menyoroti BAB 4 yang bermasalah karena aku bikin rumus-rumus sendiri. Selain itu, Mba There juga mengusulkan agar aku mengganti quotasi di BAB 2 dan 3 karena menurutnya tidak nyambung dengan isi. 


Sebagai dosen pembimbing, Mba Azizah ternyata bertindak sebagai moderator dan mencatat semua masukan. Bahkan sesekali beliau membelaku. Catatan beliau selama ujian yang menjadi rujukanku kemudian dalam menyelesaikan revisi.


Ujianku selesai sekitar pukul 14.45 artinya dua jam lebih aku ujian. Selesai sidang aku tidak diminta keluar seperti yang sudah-sudah hanya penonton yang diminta keluar, kemudian nilainya langsung diumumkan di dalam ruangan ujian. Alhamdulillah nilai sementaraku “A”, namun ada kewajiban revisi yang harus segera aku selesaikan. 

Foto 3: Bersama Punggawa HMI Komisariat Fisipol dari Kiri ke kanan : Suryo Ilham, Irwan Harjanto, Galih Kartika (ketum Komsat 2017-2018), Pinto B.P. (ketum Komsat 2016-2017), Hikari Ersada, Hafiz Noer

Aku menyelesaikan revisi hari selasa. Jum'at aku sidang, hari Sabtu dan Minggunya aku santai-santai. Jadi sebenarnya aku menyelesaikan revisi itu sekitar dua hari. Setidaknya Aku membutuhkan waktu untuk membaca buku yang direkomendasikan oleh mas Ashari. Kewajiban revisiku sebenarnya hanya mereorganisasi struktur BAB 3 dan 4. Alhamdulillaah setelah revisi aku merasa bahwa skripsiku sudah lebih baik, dan aku lebih nyaman membacanya.


So, akhirnya revisiku sudah di ACC oleh Mba Aziz seminggu kemudian.

Foto 4: Bersama Srikandi-Srikandi JPP dari kiri ke kanan: Tefynofadila, Dilla Novita Rizki, Pramita N. Damayanti, Dia ayuningtyas, Oktiviani Primardianti

Singkat cerita akhirnya aku terdaftar wisuda untuk tanggal 22 November 2017. Proses pendaftaran wisudaku sangat terbantu oleh kebaikan dari Pramita Novia Damayanti, karena aku harus ke pare sejak tanggal  7 Oktober sampai 15 November. Nah ini akan aku ceritakan di tempat yang lain.

Terimakasih sudah membaca J




Pare, Kediri,

Senin,  23 Oktober 2017




0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Pages

Mengenai Saya

Foto saya
jogjakarta, DIY, Indonesia
Mahasiswa Politik dan pemerintahan , Fisipol, UGM

Pengikut