Selasa, 24 Januari 2017

Biografi Muhammad Hatta: Untuk Negeriku



Aku baru saja menamatkan tiga jilid buku autobiografi Muhammad Hatta: Untuk Negeriku. Terdiri dari tiga jilid buku: Buku pertama berjudul Bukittinggi-Rotterdam lewat Betawi. Kedua, Berjuang Kemudian Dibuang. Ketiga, Menuju Gerbang Kemerdekaan. Ketiga jilid tersebut aku tamatkan dalam waktu total empat hari.

 Aku mendapatkan Buku Autobiografi Muhammad Hatta di cuci gudang Kompas Gramedia namanya kumur-kumur, singkatan dari buku murah. Datang pagi-pagi jam 8.45 WIB bareng Pramita. Begitu sampai di lokasi ternyata sudah antri puluhan orang di pintu masuk Aula Bentara Budaya. Hari kami datang adalah hari pertama perpanjangan kumur-kumur. Pada pukul 9.00 WIB pintu Bentara Budaya dibuka dan semua orang berebut masuk ke dalam.

 Dalam suasana yang hiruk pikuk tersebut, orang-orang kalap,mengambil apa saja yang bisa di ambil. Tentu saja yang paling mengesalkan adalah para penjual buku yang mengambil satu judul buku lebih dari lima eksemplar. Kemudian oleh pihak Kompas setiap orang dibatasi hanya boleh mengambil dua judul buku yang sama. Di pojok kiri dari pintu masuk ada booth diskon 50% , untung Mita bergerak kesana dan langsung mengambil buku biograf Muhammad Hatta. Buku itu harga aslinya 150 ribuan, setelah diskon 50& jadi kita bayar 70 ribuan, lumayan banget untuk buku 3 jilid dan lumayan tebal.

 Aku bilang sama Mita, “keren dapet dimana?, yaudah langsung kita ambil aja!”.

  Akhirnya biografi Muhammad Hatta itu dan buku-buku yang lain gabungan sama punya Mita juga totalnya kita beli 15-20 buku seingatku. Memang Jogjakarta adalah surga bagi para pencinta Buku.


 *** 

Buku biografi Muhammad Hatta tidak langsung aku baca. Sempat beberapa minggu tidak tersentuh di lemariku. Sampai suatu ketika hatiku terpetik untuk membacanya sekitar lima hari yang lalu. Mulailah aku membaca Jilid pertama.

 Di Buku ini Hatta bercerita tentang latar belakang keluarganya, dan pendidikannya di Bukittinggi hingga ke Kota Padang. Kemudian merantau ke Batavia hingga menjadi termasuk murid yang terbaik hingga bisa melanjutkan studinya ke Rotterdam Belanda di sekolah tinggi ekonomi.

 Di buku ini teman-teman akan membaca watak pembelajarnya Muhammad Hatta. Tidak dapat dipungkiri dari nasabnya yang keturunan Ulama besar di Bukittinggi Hatta adalah bibit unggul. Prestasi belajarnya juga merupakan yang terbaik dari yang terbaik untuk pelajar Indonesia pada masa itu. Diceritakan pula bagaimana proses pendidikan dari Bukittinggi ke kota Padang, hingga ia merantau ke Batavia. Berprestasi menjadi murid yang terbaik dari kalangan pribumi hingga akhirnya bisa melanjutkan ke Rotterdam Belanda melanjutkan studi di sekolah Tinggi ekonomi.

 Menurutku yang paling mengandung pelajaran dan prinsip-prinsip hidupnya Bung Hatta ada di buku keduanya. Disitu aku banyak menstabilo dan menempelkan post note untuk halaman yang berisi ide-idenya tentang kepemimpinan, pengkaderan dan pergerakan. Setiap kata-kata di buku kedua ini seperti ada ruhnya, mungkin karena ditulis dengan hati.

 Di buku kedua juga aku merasakan kritik kerasnya Hatta terhadap Soekarno, sangat keras kritiknya. Disinilah aku bisa merasakan bagaimana perbedaan latar belakang pendidikan sangat menentukan prinsip seseorang.

 Buku ketiga bercerita tentang perjuangan Muhammad Hatta hingga mencapai kemerdekaan yang diakui oleh Kerajaan Belanda pada tahun 1949.
 Dalam buku ini digambarkan bagaimana Hatta dalam dwitunggalnya dengan Soekarno. Betapa Hatta adalah pelengkap Soekarno walaupun dalam sejarahnya mereka adalah rival seperti api di dalam sekam. Mereka berseteru secara prinsip dan pilihan politik, namun hal tersebut dikorbankan demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Hatta dapat melengkapi peran Soekarno.

 Aku merasakan Dwitunggal Soekarno-Hatta adalah kombinasi kepemimpinan yang sangat pas untuk Indonesia saat itu. Soekarno : Jawa, agitator, pendidikan dalam negeri. Muhammad Hatta: Minangkabau, pengkader, Pendidikan Eropa. Soekarno pemimpin yang bertindak sebagai solidarity maker dan Hatta sebagai pemimpin yang bertipe administrator.
 Kombinasi yang saling melengkapi kebutuhan Indonesia dalam merebut kemerdakaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 Ketika Muhammad Hatta memutuskan untuk mengundurkan diri dari kursi wakil presiden, di titik itulah klimaks perpecahan dwitunggal yang akhirnya membawa petaka bagi Soekarno sendiri. Setelah membaca biografinya, kita akan dapat memahami bahwa pilihan Muhammad Hatta tersebut tentu sudah melalui pemikiran yang panjang dan merupakan pilihan terakhir.

 ***

 Kesan

 kesanku yang pertama adalah cara berceritanya Muhammad Hatta yang sangat mendetail. Dia menceritakan perjalanan hidupnya dengan deskripsi jadwal, menu sarapannya hingga kopi yang ia minum. Kemudian bagaimana dia belajar, berlibur dan mengisi waktu luang. Cara berceritanya seperti kita membaca buku hariannya dari hari ke hari, sepertinya memang Muhammad Hatta menulis perjalanan hidupnya dalam buku harian.

 Kedua yang menarik adalah, Muhammad Hatta menceritakan perjalanan hidupnya dengan hikmah dan pelajaran di baliknya. Sehingga terasa nilai-nilai yang menjadi prinsip hidupnya. Setiap tindakan yang dia pilih memiliki alasan dan dia mengutarakannya. Hatta adalah orang yang kaku dan teguh pada pendirian. Setiap pilihan dalam hidupnya sudah dipertimbangkan dengan matang dan rigid.

 Ketiga, Biografi Muhammad Hatta membawa nilai-nilai keislaman. Pengaruh dari latar belakangnya yang berasal dari Minangkabau dan pendidikan keislaman sejak dia kecil. Buku ini wajib anda miliki dan anda baca!
Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Pages

Mengenai Saya

Foto saya
jogjakarta, DIY, Indonesia
Mahasiswa Politik dan pemerintahan , Fisipol, UGM

Pengikut